Monday 14 December 2015

PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING)

http://pendidikanuntukindonesiaku2.blogspot.com/2015/12/pembelajaran-kooperatif-cooperative-learning.html
Cooperative Learning
 
 

A.  Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai suatu kelompok atau tim. Menurut Isjoni (2007: 15) bahwa:

Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.
  
Sedangkan menurut Suradi (2002: 36) bahwa pembelajaran kooperatif adalah:
Suatu model pengajaran yang jangkauannya melampaui (tidak hanya) membantu siswa belajar keterampilan semata, namun juga melatih siswa dalam tujuan hubungan sosial, sehingga pembelajaran kooperatif membuat siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan konsep-konsep tersebut dengan temannya.
 
Lebih lanjut, Slavin (Suradi, 2002: 24) mengemukakan bahwa “dalam pembelajaran kooperatif siswa bekerja sama dalam kelompok kecil saling membantu mempelajari suatu materi”. Pendapat serupa diungkapkan Thomson (Suradi, 2002: 25) bahwa:

Dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat atau lima siswa dengan kemampuan heterogen (kemampuan tinggi, sedang, dan rendah), berbeda jenis kelamin, dan suku/ras, serta saling membantu satu sama lain.
 
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kelompok kooperatif adalah kelompok belajar kecil yang terdiri dari empat atau lima siswa dengan kemampuan akademik tinggi, sedang dan rendah untuk saling membantu sama lain. Selain itu, jika memungkinkan dalam pembentukan kelompok hendaknya diperhatikan pula perbedaan suku, budaya, etnis, dan jenis kelamin.
 
B.  Prinsip Pembelajaran Kooperatif
Terdapat empat prinsip pembelajaran kooperatif menurut Sanjaya (2006: 244) yaitu: 1) prinsip ketergantungan positif, 2) tanggung jawab perseorangan, 3) interaksi tatap muka, dan 4) partisipasi dan komunikasi”.
  1. Prinsip Ketergantungan Positif => Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat tergantung pada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompok. Oleh sebab itu, perlu disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota, dengan demikian semua anggota dalam kelompok akan merasa saling ketergantungan.
  2. Tanggung Jawab Perseorangan  => Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip pertama. Oleh karena keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya.
  3. Interaksi Tatap Muka => Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi dan saling membelajarkan.
  4. Partisipasi dan Komunikasi => Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak. 
C.  Keuntungan Pembelajaran Kooperatif
Menurut Thomson (Muslich, 2007: 229) bahwa “Pembelajaran koope-ratif dapat membuat siswa memverbalisasi gagasan-gagasan dan dapat mendorong munculnya refleksi yang mengarah pada konsep-konsep secara aktif”. Selanjutnya Slavin (Suradi, 2006: 6) mengemukakan keuntungan pem-belajaran kooperatif antara lain:
  1. Siswa bekerjasama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.
  2. Siswa aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama-sama berhasil.
  3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.
  4. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.
  5. Interaksi antar siswa juga membantu meningkatkan perkembangan kognitif yang non-konservatif menjadi konservatif (teori Piaget).
Di samping itu, menurut Lundgren (Muslich, 2007: 230) bahwa “dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi siswa juga harus mempelajari keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif”. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan membagi tugas anggota kelompok selama kegiatan. Keterampilan kooperatif tersebut antara lain: keterampilan awal, keterampilan tingkat menengah, dan keterampilan tingkat mahir.

Menurut Muslich (2007: 230) bahwa keterampilan kooperatif tingkat awal dalam pembelajaran kooperatif, antara lain:
  1. Menggunakan kesepakatanYang dimaksud dengan menggunakan kesepakatan adalah  => menyamakan pendapat yang berguna untuk meningkatkan kerja dalam kelompok.
  2. Menghargai kontribusi => Menghargai berarti memperhatikan atau mengenal apa yang dapat dikatakan atau dikerjakan orang lain. Hal ini berarti bahwa harus selalu setuju dengan anggota lain, dapat saja kritik yang diberikan ditunjukkan terhadap ide dan tidak individu.
  3. Mengambil giliran dan berbagi tugas => Pengertian ini mengandung arti bahwa setiap anggota kelompok bersedia menggantikan dan bersedia mengemban tugas/tanggung jawab tertentu dalam kelompok.
  4. Berada dalam kelompok => Maksud berada dalam kelompok adalah setiap anggota tetap dalam kelompok kerja selama kegiatan berlangsung.
  5. Berada dalam tugas => Artinya bahwa meneruskan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, agar kegiatan dapat diselesaikan sesuai waktu yang dibutuhkan.
  6. Mendorong partisipasi => Artinya mendorong semua anggota kelompok untuk memberikan konstribusi terhadap tugas kelompoknya.
  7. Mengundang orang lain
  8. Menyelesaikan tugas pada waktunya
  9. Menghormati perbedaan individu.
 
DAFTAR PUSTAKA
 
  • Isjoni. 2007. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.
  • Muslich, M. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.
  • Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Media Group.
  • Suradi. 2002. Pemilihan Model-model Pembelajaran dan Penerapannya di Sekolah. Semarang: Pendidikan Matematika FMIPA UNNES.
 
 

0 comments:

Post a Comment

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Find Us On Facebook