Monday 8 February 2016

KETERAMPILAN MENYIMAK



http://pendidikanuntukindonesiaku2.blogspot.com/2016/02/keterampilan-menyimak.html
Keterampilan Menyimak


 
Komunikasi tercipta karena adanya komunikator (pembicara) dan komunikan (penyimak). Dilihat dari ragamnya, komunikasi verbal terdiri atas komunikasi lisan dan tertulis. Komunikasi lisan adalah suatu kegiatan komunikasi yang menggunakan suara sebagai sarananya. Termasuk ke dalamnya adalah berbicara dan menyimak. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, menyimak merupakan salah satu keterampilan yang bersifat menerima (reseptif). Menurut Ramadhan (2008: 1) bahwa “Menyimak adalah proses pembelajaran yang tidak semata-mata menyajikan materi dengan mendengar-kan segala sesuatu informasi, melainkan ada proses pemahaman yang harus dikembangkan”. Proses menyimak memerlukan perhatian serius dari siswa. Ia ber-beda dengan mendengar atau mendengarkan. Menurut pendapat Tarigan dalam Ramadhan (2008: 2) bahwa “Pada kegiatan mendengar mungkin si pendengar tidak memahami apa yang didengar. Pada kegiatan mendengarkan sudah ada unsur kesengajaan, tetapi belum diikuti unsur pemahaman karena itu belum menjadi tujuan”. Kegiatan menyimak mencakup mendengar, mendengarkan, dan disertai usaha untuk memahami bahan simakan. Oleh karena itu dalam kegiatan menyimak ada unsur kesengajaan, perhatian dan pemahaman, yang merupakan unsur utama dalam setiap peristiwa menyimak.
 
Adapun Bustanul (2007: 1) mengemukakan bahwa:
Menyimak adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
 
Sementara dalam Modul 2 Rangkuman Mata Kuliah PGSD Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Kelas Rendah pengertian menyimak adalah “suatu proses penerimaan pesan yang disampaikan oleh orang lain” (Anonim, 2009: 4). Sebagai proses, kegiatan menyimak terdiri atas tahap penerimaan rangsangan lisan, pemusatan perhatian, serta pemahaman makna atas pesan yang disampaikan. Penyimak akan dapat menyimak dengan baik apabila ia memiliki kemampuan berkonsentrasi, menangkap bunyi tuturan, mengingat hal-hal penting, serta memahami unsur linguistik dan nonlinguistik secara memadai.
 
Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan menyimak adalah mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Dalam menyimak, peningkatan ditekankan pada aspek kemampuan menemukan pokok-pokok isi bahan simakan, menemukan amanat/pesan,  membuat kesimpulan, dan membuat tanggapan.
 
Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa di antara empat keterampilan berbahasa lain seperti menulis, membaca, dan berbicara. Kegiatan menyimak berperan penting dalam pengembangan kemampuan berbahasa seseorang terutama para siswa. Namun, pembelajaran menyimak bukan semata-mata penyajian materi dengan mendengarkan segala sesuatu informasi, melainkan ada proses pemahaman yang harus dikembangkan.
 
Proses menyimak memerlukan perhatian serius dari siswa. Ia berbeda dengan mendengar. Menurut pendapat Tarigan dalam Ramadhan (2008: 1) bahwa “Pada kegiatan mendengar mungkin si pendengar tidak memahami apa yang didengar. Pada kegiatan mendengarkan sudah ada unsur kesengajaan, tetapi belum diikuti unsur pemahaman karena itu belum menjadi tujuan”. Kegiatan menyimak mencakup mendengar, mendengarkan, dan disertai usaha untuk memahami bahan simakan. Oleh karena itu dalam kegiatan menyimak ada unsur kesengajaan, perhatian dan pemahaman, yang merupakan unsur utama dalam setiap peristiwa menyimak. Penilaiannya pun selalu terdapat dalam peristiwa menyimak, bahkan melebihi unsur perhatian.
 
Oleh karena itu, harus diketahui beberapa faktor penting yang mempengaruhi keterampilan menyimak siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Menurut Tarigan (1994: 62), faktor-faktor penting dalam menyimak adalah sebagai berikut:
  1. Membedakan antar bunyi fonemis.
  2. Mengingat kembali kata-kata.
  3. Mengidentifikasi tata bahasa dari sekelompok kata.
  4. Mengidentifikasi bagian-bagian pragmatik, eskpresi, dan seperang-kat penggunaan yang berfungsi sebagai unit sementara mencari arti/makna.
  5. Menghubungkan tanda-tanda linguistik ke tanda-tanda para linguistik (intonasi) dan ke nonlinguistik (situasi yang sesuai dengan objek supaya terbangun makna, menggunakan pengetahuan awal (yang kita tahu tentang isi dan bentuk dan konteks yang telah siap dikatakan untuk memperkirakan dan kemudian menjelaskan makna.
  6. Mengulang kata-kata penting dan ide-ide penting.
Selanjutnya, menurut pendapat Michael dalam Ramadhan (2008: 3) bahwa “faktor-faktor yang penting dalam keterampilan menyimak di kelas adalah siswa menuliskan butir-butir penting bahan simakan terutama yang berhubungan dengan bahan simakan”. Untuk dapat mengajarkan menyimak sampai pada pemahaman, guru perlu menyusun bahan simakan. Penyusunan materi menyimak pun tidak asal mendapatkan materi saja, tetapi ada beberapa yang harus diperhatikan guru dalam penyusunan materi ini di antaranya: 1) sasaran kegiatan, 2) sasaran kompetensi siswa, 3) metode pembelajaran, dan 4) faktor keberhasilan menyimak.
 
Sasaran kegiatan harus ditentukan terlebih dahulu sesuai dengan tujuan pembelajaran menyimak, misalnya menyimak informasi yang bertujuan untuk mendapatkan fakta atau opini. Sasaran berikutnya yaitu berhubungan dengan kompetensi siswa, hal ini berhubungan dengan kemampuan yang dimiliki siswa di akhir pembelajran. Misalnya: kemampuan siswa menyeleksi informasi yang mengandung fakta, mengidentifikasi ketidaksesuaian pernyataan seseorang dengan fenomena yang ada. Selain itu, menyimak dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk selektif atas informasi.
 
Keberhasilan menyimak dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan. Lingkungan yang mempengaruhi tersebut memberikan kenyataan bahwa siswa dapat menyimak bahan dengan baik atau tidak. Harus dihindari faktor lingkungan yang akan berpengaruh buruk bagi keberhasilan pengembangan kompetensi menyimak. Faktor tersebut misalnya minimnya fasilitas (tidak ada laboratorium bahasa), suasana menyimak tidak nyaman (ruangan terlalu lebar, kelas di sebelah kita terlalu berisik).
 
Oleh karena itu, peran guru dalam menentukan keberhasilan menyimak sangat penting. Keempat hal di atas perlu diperhatikan oleh guru. Materi yang disusun pun sebaiknya memperhatikan tingkat perkembangan siswa. Tema materi yang dipergunakan sebaiknya bervariatif. Dengan demikian, siswa kita tidak akan jenuh belajar dan pembelajaran menyimak menjadi menyenangkan. Berikut ini disajikan karakteristik menyimak yang efektif, lemah dan kuat.
 

http://pendidikanuntukindonesiaku2.blogspot.com/2016/02/keterampilan-menyimak.html
Tabel 1. Perbandingan Karakteristik Menyimak yang Efektif, Lemah dan Kuat

Penyimak yang baik apabila individu mampu menggunakan waktu ekstra untuk mengaktifkan pikiran pada saat menyimak. Ketika para siswa menyimak, perhatiannya tertuju pada objek bahan simakan. Pada saat itulah akan didapatkan proses menyimak yang efektif.
 
DAFTAR PUSTAKA
 
  • Anonim, 2009. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Online. http://pustaka.ut.ac.id
  • Bustanul, A. 2007. Hakikat Menyimak Teks Informatif. Cetakan I. Jakarta: Universitas Terbuka.
  • Ramadhan, A.T. 2008. Kunci Keberhasilan Menyimak, (Online), http//www. ramadhan.blog.com
  • Tarigan, H.G. 1994. Metodologi Pengajaran Bahasa Jilid 2. Bandung: Angkasa.

0 comments:

Post a Comment

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Find Us On Facebook