Monday 21 December 2015

MODEL PEMBELAJARAN TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS)

MODEL PEMBELAJARAN TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS)
 
Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournaments)
Pembelajaran kooperatif terdiri atas beberapa tipe, salah satu diantaranya adalah tipe TGT (teams games tournaments). Menurut Saco (2006), dalam TGT siswa memainkan permainan dengan anggota tim lain untuk memperoleh skor tinggi bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk quiz menggunakan kartu bernomor yang berkaitan dengan materi pelajaran.
Permaianan dalam pembelajaran tipe TGT dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap siswa anggota kelompok akan mengambil sebuah kartu yang telah diberi nomor dan menjawab pertanyaan yang ada pada kartu tersebut sehingga memberikan sumbangan bagi pengumpulan kelompoknya.
Turnamen harus memungkinkan semua siswa dari semua tingkat kemampuan (kepandaian) untuk menyumbangkan poin bagi kelompoknya. Aturannya dapat berupa, soal yang sulit untuk anak pintar, dan soal yang lebih mudah untuk anak yang kurang pintar. Hal ini dimaksudkan agar semua anak mempunyai kemungkinan memberi skor pada kelompoknya. Namun semua soal nantinya apakah yang mudah atau sulit harus diketahui oleh seluruh anggota kelompok.
 
Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Dalam kaitannya dengan pembelajaran kooperatif, menurut Arends (Muslich, 2007: 230) terdapat enam sintaks atau tahapan (fase) yang dapat dilakukan guru.
Adapun tahap-tahap (skenario) yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah: 1) Pembentukan kelompok, 2) Pemberian materi, 3) Belajar kelompok, 4) Turnamen, 5) Skor Individu, 6) Skor Kelompok, dan 7) Penghargaan.
 
Fase Kegiatan Guru
  • Fase – 1 => Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
  • Fase – 2  => Menyajikan informasi. Guru menyampaikan informasi singkat sebagai pendahuluan terkait dengan materi ajar.
  • Fase – 3 => Mengorganisasikan siswa ke dalam kelom-pok-kelompok belajar. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan permainan secara efektif dan efisien.
  • Fase – 4  => Membimbing kelompok bekerja dan belajar. Guru membimbing pembentukan kelompok-kelompok belajar pada saat mereka akan melakukan permainan.
  • Fase – 5 => Evaluasi. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau hasil permainan kuis dari masing-masing kelompok.
  • Fase – 6 => Memberikan penghargaan.  Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
Sumber: Muslich (2007: 230).
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam permainan kelompok dalam bentuk kuis sebagai berikut:
  1. Guru membagi siswa ke dalam 6 (enam) kelompok, di mana tiap kelompok terdiri dari lima orang yang bersifat heterogen.
  2. Guru menyampaikan aturan-aturan yang terkait dengan permainan, di antaranya: a) Siswa dalam kelompoknya masing-masing dapat mendiskusikan siapa anggota kelompok yang ditugaskan menjawab pertanyaan pada kartu kuis sesuai dengan tingkat kemudahan/kesulitan pertanyaan. Hal ini menjadi aturan dalam permainan agar semua anggota kelompok memiliki partisipasi memberikan skor kepada kelompoknya agar dapat menjadi pemenang, b) Anggota kelompok lain yang belum gilirannya bermain untuk tidak mengeluarkan pernyataan apapun terkait dengan pertanyaan kuis. Jika hal ini dilanggar maka kelompok yang anggotanya melanggar diberi sanksi dalam bentuk pengurangan skor, meskipun belum bermain.
  3. Permainan dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama, guru meminta masing-masing 1 anggota dari kelompok 4, 5, dan 6 yang bertugas sebagai pelaksana dan kelompok 1, 2, dan 3 sebagai peserta permainan. 1 orang dari pelaksana bertugas membacakan soal dari kartu yang diambil oleh anggota kelompok yang bermain, 1 orang bertugas mencatat skor yang diperoleh masing-masing kelompok peserta permainan, dan 1 orang memegang kunci jawaban dari kartu kuis.
  4. Untuk sesi kedua, guru meminta masing-masing 1 anggota dari kelompok 1, 2, dan 3 yang bertugas sebagai pelaksana dan kelompok 4, 5, dan 6 sebagai peserta permainan. 1 orang dari pelaksana bertugas membacakan soal dari kartu yang diambil oleh anggota kelompok yang bermain, 1 orang bertugas mencatat skor yang diperoleh masing-masing kelompok peserta permainan, dan 1 orang memegang kunci jawaban dari kartu kuis.
  5. Pada permainan pertama, kartu kuis yang disediakan sebanyak 15 kartu sesuai dengan jumlah anggota dari kelompok 1, 2, dan 3 sebagai peserta kuis, sedangkan untuk permainan kedua kartu kuis yang disediakan juga 15 kartu sesuai dengan jumlah anggota dari kelompok 4, 5, dan 6 sebagai peserta kuis.
  6. Selama permainan berlangsung peneliti dan teman sejawat (guru) yang ditugaskan untuk mengisi format observasi melakukan pengamatan terhadap seluruh aktivitas siswa.
  7. Setelah permainan sesi pertama selesai, siswa yang bertugas mencatat skor permainan membacakan skor masing-masing kelompok dan mengumumkan siapa pemenangnya.
  8. Guru memberikan penghargaan dalam bentuk pujian dan jaminan nilai hasil belajar yang baik kepada kelompok pemenang, sedangkan kelompok yang skor rendah diberi motivasi agar belajar lebih giat lagi dan setiap anggota agar dapat menyerap informasi sebanyak-banyaknya terkait dengan materi ajar agar memiliki kontribusi terhadap kelompoknya.
 
DAFTAR PUSTAKA
 
Muslich, M. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.
 
Saco. 2006. Cooperatif Learning. (online). http://fromlearningftoteaching.blogspot.com


0 comments:

Post a Comment

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Find Us On Facebook