Saturday 9 January 2016

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT


http://pendidikanuntukindonesiaku2.blogspot.com/2016/01/model-pembelajaran-cooperative-script.html
MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT

 

A. Pengertian Model Cooperative Script
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Pengembangan model belajar dimaksudkan agar guru memahami benar bagaimana siswa belajar yang efektif, dan model pembelajaran yang bisa dipilih dan digunakan harus sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, materi, fasilitas, dan guru itu sendiri. Salah satu model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan keterampilan berbicara pada pembelajaran bidang studi bahasa Indonesia adalah model cooperative script.

Menurut Kiranawati (2007: 2) bahwa “cooperative script adalah model belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari”. Hal semakna dikemukakan Suherman (2008: 19) bahwa “cooperative script adalah model kelompok siswa berpasangan sebangku yang mempelajari wacana, membuat rangkuman, menyajikan hasil diskusi, menyimpulkan, evaluasi dan refleksi”.

Sedangkan Slavin (Muslich, 2007: 229) menyatakan bahwa:
Pembelajaran kooperatif script merupakan pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis atas dasar teori bahwa siswa akan mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka saling mendiskusikan konsep-konsep tersebut dengan temannya.


Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran model cooperative script adalah model belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian materi yang dipelajari untuk memecahkan masalah.

 
B. Langkah-langkah Pembelajaran Model Cooperative Script
Model pembelajaran kooperatif dengan berbagai macam tipenya, pada dasarnya dibangun oleh falsafah pemecahan masalah melalui kerjasama dan gotong royong. Pembelajaran kooperatif menekankan pada pembelajaran kelompok kecil beranggotakan 2 sampai 6 orang. Menurut Muslich (2007: 22) bahwa “agar pembelajaran kooperatif dapat berjalan dengan baik siswa terlebih dahulu dilatih keterampilan kooperatif sebelum pembelajaran kooperatif tersebut digunakan”. Hal ini dilakukan agar siswa memiliki keterampilan yang diperlukan. Keterampilan kooperatif yang dilatih seperti mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan/menanggapi, menyampaikan pendapat, mendengarkan secara aktif, berada dalam tugas, dan sebagainya.

Adapun langkah-langkah pembelajaran model cooperative script menurut Suherman (2008: 19) adalah:

1) Buat kelompok berpasangan sebangku
2) Bagikan wacana  materi bahan ajar
3) Siswa mempelajari wacana dan membuat rangkuman
4) Sajikan hasil diskusi oleh salah seorang dan yang lain menanggapi
5) Lakukan pertukaran peran
6) Lakukan penyimpulan, evaluasi dan refleksi.

Sedangkan Kiranawati (2007: 2) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran model cooperative script sebagai berikut:
  1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.
  2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
  3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
  4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat/menghapal ide-ide pokok dengan menghubung-kan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
  5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
  6. Kesimpulan guru.
  7. Penutup
C. Kelebihan dan Kelemahan Model Cooperative Script
Kiranawati (2007: 3) mengemukakan kelebihan dan kekurangan model cooperative script, yakni:
1) Kelebihan:
  • Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
  • Setiap siswa mendapat peran.
  • Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
2) Kekurangan
  • Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu
  • Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang).
 
Adapun dalam modul Pelatihan Terintegrasi disebutkan manfaat pembelajaran model kooperatif (Depdiknas, 2005: 21) sebagai berikut:
  1. Meningkatkan kemampuan untuk bekerjasama dan bersosialisasi.
  2. Melatih kepekaan diri, empati melalui variasi perbedaan sikap dan perilaku selama kerjasama.
  3. Meningkatkan motivasi belajar, harga diri dan sikap perilaku yang positif, sehingga siswa akan tahu kedudukan-nya dan belajar untuk saling menghargai satu sama lain.
  4. Mengurangi rasa kecemasan dan menumbuhkan rasa percaya diri.
  5. Meningkatkan prestasi belajar dengan menyelesaikan tugas akademik, sehingga membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit.
 
DAFTAR  PUSTAKA
 
Depdiknas. 2005. Materi Pelatihan Terintegrasi Mata Pelajaran Sains. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

Kiranawati. 2007. Cooperative Script. (http//gurupkn.wordpres.com. diakses tanggal 18 Desember 2008.

Muslich, M. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

Suherman, E. 2008. Model Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi Siswa. (www.suherman.blogspot.com, diakses tanggal 18 Desember 2008).
 
 
 
 
 
 
 
 

1 comments:

Unknown said...

Ada bukunya gak mas ?

Post a Comment

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Find Us On Facebook