Friday 8 January 2016

MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN

MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN
 
MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN
A. Pengertian Model Time Token
Pembelajaran berhubungan erat dengan belajar dan mengajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam kelas. Pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang disengaja untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan yaitu tercapainya tujuan pembelajaran atau kurikulum.
Salah satu proses modifikasi kondisi di dalam kelas adalah keterampilan guru dalam menggunakan model pembelajaran. Model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Pengembangan model belajar dimaksudkan agar guru memahami benar bagaimana siswa belajar yang efektif, dan model pembelajaran yang bisa dipilih dan digunakan harus sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, materi, fasilitas, dan guru itu sendiri.
Salah satu model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan keterampilan menyimak pada pembelajaran bidang studi bahasa Indonesia adalah model time token. Menurut Suherman (2009: 11) bahwa “model time token (tanda waktu) adalah model yang pertama kali digunakan oleh Arebds pada tahun 1998 untuk melatih dan mengembangkan keterampilan sosial agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali”.
Berdasarkan pengertian di atas maka disimpulkan bahwa model time token adalah model pembelajaran tanda waktu yang melatih dan mengembangkan keterampilan sosial agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali karena mereka berkonsentrasi menyimak pembicaraan.
 
B. Langkah-langkah Pembelajaran Model Time Token
Menurut Suherman (2009: 11) bahwa sintak dari model pembelajaran time token adalah:
  1. Kondisikan kelas dalam bentuk kelompok kecil yang bersifat kooperatif.
  2. Guru menyediakan kupon bernomor yang berisi bahan pembicaraan atau teks informatif.
  3. Tiap kelompok mengambil kupon bahan pembicaraan/teks informatif.
  4. Wakil kelompok (siswa) berbicara atau model pidato berdasarkan bahan pada kupon yang telah diambil dengan waktu yang telah ditentukan.
  5. Siswa pada kelompok yang lain berkonsentrasi menyimak bahan pembicaraan dan melakukan pencatatan terhadap point-point penting pembicaraan.
  6. Guru mengontrol tanda waktu (time token) yang menandakan pembicaraan/teks informatif dibacakan selesai.
  7. Setelah selesai kupon dikembalikan.
  8. Selanjutnya giliran kelompok yang lain.
Hal penting yang harus diperhatikan oleh guru dalam pembelajaran model time token adalah penentuan ragam teks informatif. Sebagai sumber informasi lisan, menurut Bustanul (2007: 1-2) “teks informatif terdapat dalam berbagai bentuk berikut, yaitu: (1) teks berita, (2) teks ceramah, (3) teks pidato, (4) teks opini, dan (5) teks prosedural”.
1) Teks Berita
Teks berita, yaitu teks yang memuat informasi tentang kabar atau pemberitahuan tentang suatu hal, yang disampaikan secara langsung oleh pembicara atau pembawa pesan atau melalui radio dan televisi. Bahasa yang digunakan di dalam teks berita bersifat lugas dan tegas.
2) Teks Ceramah
Kata ceramah asal mulanya dalam bahasa Melayu berarti nyinyir, banyak bicara, cerewet. Kata ini mengalami perkembangan makna menjadi positif, yaitu menyampaikan sesuatu di hadapan orang banyak untuk menambah pengetahuan, pengalaman atau informasi tertentu.
3) Teks Pidato
Teks pidato, yaitu teks pembicaraan seseorang secara langsung (tatap muka) di hadapan orang banyak memuat arahan atau kebijakan tentang hal tertentu. Keberhasilan seseorang di dalam berpidato ditandai oleh antusiasnya pendengar mendengarkan isi pidatonya. Seseorang yang berpidato dengan nada bervariasi dan bersemangat, akan membuat pendengar juga bersemangat, begitupun sebaliknya.
4) Teks Opini
Opini berarti pendapat, pikiran pendirian atau pandangan. Teks opini ialah yang memuat pendapat, pikiran, pendirian atau pandangan seseorang tentang masalah tertentu sedang hangat dibicarakan di masyarakat. Opini dapat juga memuat kritik terhadap orang atau lembaga yang menangani masalah tertentu. Opini seseorang tentang suatu hal dapat di simak melalui ceramah, pidato, wawancara, ceramah, diskusi atau talk show.
5) Teks Prosedural
Teks prosedural adalah teks yang memuat butir-butir atau langkah-langkah kegiatan tertentu berupa petunjuk yang mudah diikuti pelaksanaanya. Di televisi sering ditayangkan acara melakukan sesuatu, misalnya acara membuat masakan, acara menjaga kesehatan, langkah yang dilalui dalam mengatasi suatu masalah dan lain-lain.
 
C. Manfaat Model Time Token
Model pembelajaran time token merupakan salah satu model pembelajaran yang juga menerapkan unsur-unsur dasar pembelajaran yang bersifat kooperatif. Menurut Wena, M. (2009: 190-192) mengemukakan manfaat yang dapat diambil dari model time token adalah:
1) Mengembangkan keterampilan sosial agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. Di mana dalam pembelajaran ini, siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan pembicaraan atau membaca teks informatif, sementara yang lain tidak hanya sekadar mendengarkan melainkan mendengarkan yang penuh konsentrasi (menyimak) dan menulis item-item penting dari penyampaian pembicaraan atau pembacaan teks informatif temannya.
2) Saling ketergantungan positif (positive interdependence), dalam hal ini ketergan-tungan dalam pencapaian tujuan pembelajaran, ketergantungan dalam menyele-saikan tugas, ketergantungan bahan atau sumber belajar, dan ketergantungan peran.
3) Interaksi tatap muka (face to face interaction), di mana siswa belajar untuk tidak canggung dan tampil percaya diri dihadapan khalayak ramai, sehingga menjadi bekal dalam interaksi sosial di masa datang.
4) Keterampilan untuk menjalin hubungan antarpribadi, kelompok atau keterampilan sosial yang sengaja diajarkan (use of collarative/social skill). Di mana dalam pembelajaran yang berbentuk kelompok kecil, maka setiap anggota harus belajar dan menyumbangkan kemampuan terbaiknya demi keberhasilan kelompoknya.
 
 
DAFTAR PUSTAKA
  • Bustanul, A. 2007. Hakikat Menyimak Teks Informatif. Cetakan I. Jakarta: Universitas Terbuka.
  • Suherman, E. 2009. Model Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi Siswa. Educare; Jurnal Pendidikan dan Budaya. ISSN 1412-579x, (Online) http://educare.e-fkipunla.net, (diakses tanggal 30 Juni 2009).
  • Wena, M. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer; Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Cetakan I. Jakarta: Bumi Aksara.
 
 

0 comments:

Post a Comment

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Find Us On Facebook