Tuesday 4 October 2016

METODE PEMBELAJARAN KELOMPOK KECIL

http://pendidikanuntukindonesiaku2.blogspot.com/2016/10/metode-pembelajaran-kelompok-kecil.html
METODE PEMBELAJARAN KELOMPOK KECIL
 
METODE PEMBELAJARAN KELOMPOK KECIL
A. Definisi
Menurut Djamarah (2005: 163) bahwa “usaha meningkatkan peranan anak didik dan mengurangi peranan guru dalam proses interaksi edukatif yang terkenal dengan nama cara belajar siswa aktif. Di mana model mengajar kelompok kecil merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kadar CBSA”. Lebih lanjut Djamarah (2005: 164) mengemukakan bahwa “Pengelompokan anak didik dalam proses interaksi edukatif merupakan pembentukan organisasi sosial dalam pengajaran”. Ada tiga cara pengelompokan yang dapat dilakukan, yaitu : 1) atas dasar tugas-tugas khusus; 2) atas dasar dinamika proses kelompok di antara anak didik; dan 3) atas dasar pengalaman pembentukan kelompok yang telah dilakukan oleh guru dengan anak didik sebagai kelompok kerja.
Oleh karena itu, pengajaran kelompok kecil dapat dipahami sebagai suatu proses di mana setiap anak didik dibantu mengembangkan kemajuan dalam mencapai tujuan berdasarkan kemampuan, pendekatan, dan bahan pelajaran. Untuk itu guru harus mengenal betul anak didik, dapat memotivasi mereka, dan terlibat dalam kegiatan anak didik. Pengajaran kelompok kecil dapat dilaksanakan bila tiap anak didik memegang peranan penting dalam pemilihan tujuan, materi, prosedur, dan waktu yang diperlukan.
Adapun Mulyasa (2007: 92) dan Adikara (2008: 1) mengemukakan bahwa “model mengajar kelompok kecil merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik, dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan peserta didik maupun antara peserta didik dengan peserta didik”. Sementara itu Winkel (1996: 402) memberikan pandangan bahwa:
Kalau melalui tutoring pelajaran dapat seluruhnya disesuaikan dengan kebutuhan siswa, hal ini tidak sepenuhnya dapat dilaksanakan dalam pengajaran kelompok siswa yang kecil, karena perbedaan-perbadaan yang terdapat di antara siswa. Namun, ciri-ciri pengajaran pada kelompok kecil, masih cukup mirip dengan tutoring dibanding dengan pengajaran kepada kelompok siswa yang besar.
 
Berdasarkan beberapan pandangan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode mengajar kelompok kecil adalah bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik, dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan peserta didik maupun antara peserta didik dengan peserta didik.
 
B. Langkah Instruksional Metode Mengajar Kelompok Kecil
Untuk lebih efektifnya metode keterampilan mengajar kelompok kecil, maka harus dipahami terlebih dahulu langkah-langkah intruksionalnya (Winkel, 1996) sebagai berikut:
  1. Memberikan motivasi kepada para siswa dan menyadarkan siswa akan tujuan pembelajaran tidak akan terlalu sulit, karena dari ekspresi wajah dan komentar siswa dapat diketahui, apakah mereka semua bersedia melibatkan diri dalam proses belajar.
  2. Unsur-unsur pokok dalam materi pelajaran yang harus diperhatikan secara khusus, dapat ditunjukkan dengan jelas dan berulang-ulang kepada siswa.
  3. Membantu siswa untuk mencerna materi pelajaran dan mengolahnya, kadang-kadang dilakukan dengan cara yang sama untuk semua siswa, dan kadang-kadang berbeda sesuai dengan kebutuhan siswa.
  4. Bentuk prestasi yang diharapkan dapat dijelaskan dengan cukup leluasa, melalui penjelasan kepada kelompok.
  5. Umpan balik dapat segera diberikan kepada siswa stau per satu atau ‘wakil’ kelompok.
C. Keterampilan-keterampilan dalam Metode Mengajar Kelompok Kecil
Djamarah (2005: 165-170) mengemukakan bahwa:
Dalam mengajar kelompok kecil, guru bertindak sebagai operator dalam sistem tersebut. Untuk itu ada empat jenis keterampilan yang diperlukan, yaitu: 1) keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi; 2) keterampilan mengorganisasi; 3) keterampilan membim-bing dan membantu; dan 4) keterampilan kurikulum” 
Untuk lebih jelasnya bentuk-bentuk keterampilan tersebut dapat diketahui sebagai berikut:
 
1)  Keterampilan Mengadakan Pendekatan Secara Pribadi
Salah satu prinsip pengajaran kelompok kecil dan perorangan adalah terjadinya hubungan yang akrab dan sehat antara guru dan anak didik dan anak didik dengan anak didik. Hal ini dapat terwujud bila guru memiliki keterampilan berkomunikasi secara pribadi dengan setiap anak didik. Untuk mencapai hal ini menurut Djamarah (2005: 165) yang harus dilakukan guru adalah:
  • Mendengarkan secara simpati dan menanggapi secara positif pikiran anak didik, dan membuat hubungan saling percaya.
  • Membantu anak didik dengan pendekatan verbal dan nonverbal.
  • Menbantu anak didik tanpa harus mendominasi atau mengambil ahli tugas.
  • Menerima perasaan anak didik sebagaimana adanya atau menerima perbedaannya dengan penuh perhatian.
  • Menangani anak didik dengan memberi rasa aman, penuh pengertian, bantuan, dan mungkin memberi beberapa alternatif pemecahan.
2) Keterampilan Mengorganisasi
Selama kegiatan kelompok kecil atau perorangan berlangsung, guru berperan sebagai organisator yang mengatur dan memonitor kegiatan dari awal hingga akhir. Dalam hal ini menurut Djamarah (2005: 165) guru memerlukan keterampilan sebagai berikut:
  • Orientasi pendahuluan untuk menetapkan tujuan, masalah atau tugas, untuk menentukan pembagian kerja sebelum pembagian kelompok dan perorangan dilakukan.
  • b) Membagi kegiatan yang meliputi menyiapkan tempat kerja, peralatan, prosedur, aturan, waktu yang digunakan, dan aspek-aspek khusus yang jelas untuk anak didik.
  • Mengatur pembagian kelompok secara tepat, diatur untuk tugas kegiatan dan menyediakan sumber-sumber yang dapat digunakan.
  • Mengkoordinasikan kemajuan diskusi dalam penggunaan materi dan sumber untuk membantu anak didik.
  • Membagi perhatian terhadap berbagai macam kegiatan, baik yang dikerjakan secara kelompok maupun perorangan.
  • Pada akhir kegiatan, membantu anak didik mengklasifikasi hasil dengan suatu kulminasi tugas kegiatan yang dapat berupa laporan atau tukar pengalaman dari semua anak didik. Kegiatan ini diakhiri dengan penutupan yang menyajikan sejumlah hasil yang relevan dengan waktu yang diberikan atau tahap kemajuan dan kesimpulan dari kegiatan belajar.
Dalam rangka memberikan kesempatan kepada anak didik untuk belajar dalam kelompok kecil maupun perorangan, diperlukan variasi pengorganisasian disertai dengan hal-hal yang perlu diperhatikan. Terdapat empat model variasi pengorganisasian mengajar kelompok kecil, namun yang dipilih dalam konteks penelitian ini adalah Model 2 (Djamarah, 2005: 167).
 
Pertemuan diawali dengan pengarahan atau penjelasan secara klasikal tentang materi, tugas serta cara yang digunakan. Setelah itu langsung bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang diakhiri dengan laporan kelompok.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengorganisasian mengajar kelompok kecil adalah:
  • Bagi guru yang sudah biasa dengan pengajaran klasikal, sebaiknya dimulai dengan pengajaran kelompok, kemudian secara bertahap mengarah kepada pengajaran perorangan.
  • Tidak semua topik atau pokok bahasan dapat dipelajari secara efektif dalam kelompok kecil maupun perorangan. Hal-hal yang bersifat umum seperti pengarahan informasi umum sebaiknya diberikan dalam bentuk kelas besar.
  • Dalam pengajaran kelompok kecil, langkah pertama adalah mengorganisasi-kan anak didik, sumber, materi, ruangan, serta waktu yang diperlukan, dan diakhiri dengan kegiatan kulminasi yang dapat berupa rangkuman, pemantapan atau laporan.
  • Dalam pengajaran perorangan, guru harus mengenal anak didik secara pribadi sehingga kondisi belajar dapat diatur.
  • Kegiatan dalam pengajaran perorangan dapat dilakukan melalui paket belajar atau bahan yang telah disiapkan oleh guru.
3) Keterampilan Membimbing dan Membantu
  • Dalam membantu anak didik dalam memajukan kegiatan belajarnya dengan meminimalkan frustasi, guru perlu menggunakan berbagai variasi pemberian penguatan secara verbal dan nonverbal kepada kelompok dan perorangan.
  • Guru juga memerlukan pengembangan supervisi, termasuk di dalamnya memberi tanda kepada perorangan dan seluruh peserta untuk melihat apakah semuanya telah berjalan baik dan telah bekerja sesuai dengan tujuan.
  • Mengembangkan supervisi proses lanjut, dengan cara guru berkeliling sehingga sebagai narasumber dapat dimanfaatkan, memberi bantuan bila diperlukan, dan sebagai interaksi langsung guru dengan anak didik ialah memberi tutorial, melibatkan diri dalam kegiatan anak didik, sebagai pemimpin diskusi, atau sebagai katalisator untuk meningkatkan anak didik dalam belajar dan berpikir melalui pertanyaan, komentar, dan nasehat.
  • Tahap akhir dari keterampilan ini adalah mengadakan supervisi pemanduan yang memusatkan perhatian pada penilaian pencapaian tujuan dari berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangkan menyiapkan rangkuman dan pemantapan, sehingga anak didik saling belajar dan memperoleh wawasan yang menyeluruh. Ini dilakukan dengan mendatangi kelompok, menilai kemajuannya, dan menyiapkan mereka untuk mengikuti kegiatan akhir dengan cara yang efektif. Untuk maksud ini adalah dengan mengingatkan anak didik akan waktu yang masih tersisa untuk menyelesaikan tugas.
4) Keterampilan Kurikulum
Tujuan utama dari keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah membantu atau menolong anak didik bekerja dalam kelompok kecil atau bekerja secara perorangan tanpa mengurangi pemahaman guru terhadap kurikulum. Guru harus dapat mendiagnosis kemampuan akademik anak didik, kekuatan menerima tugas, cara belajar, minat utama, dan disiplin anak didik, sehingga dapat menetapkan tugas yang harus dikerjakan, jenis paket belajar, tim tutor, simulasi yang dapat menuntun anak didik untuk bekerja bersama ataupun bekerja sendiri. Menurut Djamarah (2005: 170) agar semua dapat berjalan sempurna guru harus:
  • Menentukan tujuan umum pengajaran.
  • Menetapkan tujuan khusus pengajaran dalam bentuk tingkah laku.
  • Merencanakan program kegiatan belajar dan bertindak sebagai konsultan atau penasehat bila diperlukan.
  • Bertindak sebagai penyuluh kurikulum, artinya guru dapat mengevaluasi kembali hasil belajar anak didik. Tegasnya guru membantu anak didik menilai pencapaian dan kemajuannya sendiri. Ini berarti memberi kesempatan kepada anak didik untuk memperbaiki dirinya sendiri yang merupakan kerjasama guru dengan anak didik dalam situasi pendidikan yang manusiawi.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa untuk suksesnya metode keterampilan mengajar menggunakan kelompok kecil akan sukses dan melahirkan proses pembelajaran yang berkualitas jika guru memiliki dan menguasai keterampilan yang kompleks yang melibatkan keterampilan dasar mengajar.
 
DAFTAR PUSTAKA
 
Adikara, Irvin. 2008. Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan. (Online). http/www.andikarablogspot.com. (diakses tanggal 01 Juli 2009)
Djamarah, S.B. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif; Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis. Cetakan II. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Mulyasa, 2007. Menjadi Guru Profesional; Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Rosdakarya.
Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Grasindo.
 

1 comments:

Unknown said...

Tambah lagi pengetahuan sya, thanks

Visit back http://menurutahli.com

Post a Comment

Posting Lama ►
 

Find Us On Facebook